Genderang pesta olahraga antarnegara terbesar di belahan dunia, Olimpiade London 2012 resmi ditabuh. Selama 17 hari penuh, 27 Juli-12 Agustus 2012 sebanyak 10.490 atlet dari berbagai belahan negara bersaing menjadi yang terbaik.
Pesta yang diperkirakan menelan biaya penyelenggaraan hingga US$9,3 miliar atau lebih dari 136 triliun ini mempertandingan 26 cabang olahraga dengan memperebutkan 302 keping medali emas. China datang sebagai juara umum olimpiade terakhir 2008, sekaligus negara Asia pertama yang berhasil menembus kekuatan tradisional.
Keberhasilan China ini sekaligius memotong dominasi Amerika Serikat yang selalu tampil sebagai jawara dalam dua olimpiade sebelumnya, Sydney Australia pada 2000 dan Athena Yunani 2004.
Bagi Indonesia, olimpiade tahun ini menjadi tantangan tersendiri guna mempertahankan raihan tradisi medali.
Kontingen Indonesia yang dipimpin oleh pengusaha nasional Erick Thohir terbang ke London dengan kekuatan 22 atlit dari 7 cabang olahraga, seperti bulu tangkis, panahan, angkat besi, renang, atletik, menembak, dan anggar.
Jika bicara tradisi, maka badminton masih menjadi ujung tombak utama untuk mendulang medali emas. Sejak era-Alan Budikusuma dan Susi Susanti di Olimpiade Barcelona 1992, bulu tangkis memang tak penah absen menyumbang medali.
Meski demikian, kita tak bisa meremehkan kekuatan cabang olahraga lain seperti panahan dan angkat berat. Walaupun belum pernah merengkuh emas, 2 cabang olahraga ini pernah menorehkan prestasi meraih medali perak maupun perunggu.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi A. Mallarangeng mengatakan cabag bulu tangkis memang masih menjadi tumpuan. Meski olahraga ini tengah menjadi sorotan karena minim prestasi, Indonesia masih punya harapan.
"Bulu tangkis tentu masih menjadi tumpuan," ujarnya.
Sektor ganda campuran yang mengandalkan pasangan Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi tulang punggung mencuri medali. Sukses dengan gelar juara All England 2012, puncak penampilan pasangan ini diharapkan maksimal di ajang olimpiade.
Selain ganda campuran, Indonesia masih mengandalkan nomor ganda putra di tengah gempuran kekuatan tradisional seperti China, Korea Selatan, dan Denmark.
Selain misi mempertahankan tradisi, Andi Mallarangeng berharap ajang olimpiade ini dapat dijadikan tolak ukur bagi sejumlah atlit muda untuk menempa berbagai pengalaman pertandingan di kancah internasional.
Andi mencontohkan nama salah satu atlit renang Indonesia di olimpiade ini, I Gede Siman Sudartama yang baru berusia 17 tahun. "Siman butuh pengalaman bertanding dengan harapan peak-nya akan muncul pada ajang Asiang Games 2014 di Korsel dan Olimpiade Rio de Janeiro Brasil 2016," jelasnya.
Upaya tersebut tentu dengan harapan Indonesia bisa lepas dari nomor perseorangan tradisional, seperti bulu tangkis, angkat besi, dan panahan pada kejuaraan internasional berikutnya.
Dalam satu kesempatan acara beberapa waktu lalu, Kepala Bagian Pers dan Hubungan Masyarakat Kedutaan Besar Inggris di Jakarta Faye Belnis mengungkapkan Olimpiade London 2012 diperkirakan akan menyedot 4 miliar orang penonton di seluruh penjuru dunia.
Selain itu, kegiatan ini juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat Inggris. "Selama pelaksanaan olimpiade ini, lebih dari 100.000 tenaga kerja baru terserap," imbuhnya.
Menyemarakan perhelatan ini, Kedubes Inggris di Jakarta menerbangkan balon raksasa sebagai tanda dimulainya Olimpiade 2012 di sekitar kantor kedutaan di kawasan MH. Thamrin.
Dan, genderang yang telah ditabuh bertalu-talu itu akan menjadi penyemangat bagi atlit Indonesia di arena Olimpiade London 2012. Selamat berjuang, junjung tinggi nilai sportivitas, dan kibarkan Merah Putih di langit Britania Raya.
Pesta yang diperkirakan menelan biaya penyelenggaraan hingga US$9,3 miliar atau lebih dari 136 triliun ini mempertandingan 26 cabang olahraga dengan memperebutkan 302 keping medali emas. China datang sebagai juara umum olimpiade terakhir 2008, sekaligus negara Asia pertama yang berhasil menembus kekuatan tradisional.
Keberhasilan China ini sekaligius memotong dominasi Amerika Serikat yang selalu tampil sebagai jawara dalam dua olimpiade sebelumnya, Sydney Australia pada 2000 dan Athena Yunani 2004.
Bagi Indonesia, olimpiade tahun ini menjadi tantangan tersendiri guna mempertahankan raihan tradisi medali.
Kontingen Indonesia yang dipimpin oleh pengusaha nasional Erick Thohir terbang ke London dengan kekuatan 22 atlit dari 7 cabang olahraga, seperti bulu tangkis, panahan, angkat besi, renang, atletik, menembak, dan anggar.
Jika bicara tradisi, maka badminton masih menjadi ujung tombak utama untuk mendulang medali emas. Sejak era-Alan Budikusuma dan Susi Susanti di Olimpiade Barcelona 1992, bulu tangkis memang tak penah absen menyumbang medali.
Meski demikian, kita tak bisa meremehkan kekuatan cabang olahraga lain seperti panahan dan angkat berat. Walaupun belum pernah merengkuh emas, 2 cabang olahraga ini pernah menorehkan prestasi meraih medali perak maupun perunggu.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi A. Mallarangeng mengatakan cabag bulu tangkis memang masih menjadi tumpuan. Meski olahraga ini tengah menjadi sorotan karena minim prestasi, Indonesia masih punya harapan.
"Bulu tangkis tentu masih menjadi tumpuan," ujarnya.
Sektor ganda campuran yang mengandalkan pasangan Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi tulang punggung mencuri medali. Sukses dengan gelar juara All England 2012, puncak penampilan pasangan ini diharapkan maksimal di ajang olimpiade.
Selain ganda campuran, Indonesia masih mengandalkan nomor ganda putra di tengah gempuran kekuatan tradisional seperti China, Korea Selatan, dan Denmark.
Selain misi mempertahankan tradisi, Andi Mallarangeng berharap ajang olimpiade ini dapat dijadikan tolak ukur bagi sejumlah atlit muda untuk menempa berbagai pengalaman pertandingan di kancah internasional.
Andi mencontohkan nama salah satu atlit renang Indonesia di olimpiade ini, I Gede Siman Sudartama yang baru berusia 17 tahun. "Siman butuh pengalaman bertanding dengan harapan peak-nya akan muncul pada ajang Asiang Games 2014 di Korsel dan Olimpiade Rio de Janeiro Brasil 2016," jelasnya.
Upaya tersebut tentu dengan harapan Indonesia bisa lepas dari nomor perseorangan tradisional, seperti bulu tangkis, angkat besi, dan panahan pada kejuaraan internasional berikutnya.
Dalam satu kesempatan acara beberapa waktu lalu, Kepala Bagian Pers dan Hubungan Masyarakat Kedutaan Besar Inggris di Jakarta Faye Belnis mengungkapkan Olimpiade London 2012 diperkirakan akan menyedot 4 miliar orang penonton di seluruh penjuru dunia.
Selain itu, kegiatan ini juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat Inggris. "Selama pelaksanaan olimpiade ini, lebih dari 100.000 tenaga kerja baru terserap," imbuhnya.
Menyemarakan perhelatan ini, Kedubes Inggris di Jakarta menerbangkan balon raksasa sebagai tanda dimulainya Olimpiade 2012 di sekitar kantor kedutaan di kawasan MH. Thamrin.
Dan, genderang yang telah ditabuh bertalu-talu itu akan menjadi penyemangat bagi atlit Indonesia di arena Olimpiade London 2012. Selamat berjuang, junjung tinggi nilai sportivitas, dan kibarkan Merah Putih di langit Britania Raya.